Senin, 03 Oktober 2011

Ijinkan Aku Mencintainya


Ijinkan Aku Mencintainya

Aku adalah Gadis yang berusia 19 tahun, namaku Lilhy Desvirha. Panggil saja Lilhy, kehidupanku sangatlah kelam. Penuh dengan kehampaan, kesendirian dan mungkin terlalu menyedihkan bagiku. Aku mempunyai sahabat-sahabat yang selalu setia di kala Aku susah, sedih, maupun senang. Mereka adalah Indah Purnama Sari, Putri Novika, dan Alin Wahyu Nirmala. Mereka adalah orang-orang yang terbaik yang pernah Ku punya di dunia yang kelam ini. Meskipun Aku selalu merasa bahwa Aku orang yang tak mapu membuat Mereka bahagia. Aku selalu mengecewakan mereka, dan Aku tidak mampu memberikan Mereka apapun, Mereka segalanya bagi Hidupku. Aku jarang berada di rumah, keadaan di sana membuatku muak. Oleh sebab itu hal yang paling Ku benci adalah berada di Rumah, mendengar pertengkaran demi pertengkaran Orang Tuaku. Membuatku selalu ingin berkata “HENTIKAN SEMUANYA, AKU BENCI, AKU MUAK MENDENGARNYA.” Tapi entah mengapa mulut ini enggan untuk bicara. Yang mampu Ku lakukan adalah menutup kedua telinggaku, dan membiarkan mata ini tertutup sambil mengeluarkan airmata. Pagipun kini datang  menyambutku dan Ku lihat jam dindingku menunjukkan pukul 05.00 WIB. Aku segera bersiap berangkat Kuliah, Aku pergi tanpa pamit. Ya….. begitulah kebisaanku…. Aku mengeluarkan motorku bergegas berangkat ke Kampus, ketika sampai di Kampus Akupun mencari ke tiga sahabatku. Mereka duduk di urutan Ke dua, Aku pun duduk di samping Alin. Tak banyak kata yang kubicarakan hari ini. Aku mengambil Hpku dan membuka Fbku. Inilah salah satu hal yang mampu membuatku senang. Ku lihat ada kiriman Wall dari Dendra Aditya Kurniawan, ya…….. Dia adalah orang yang Ku Add Kemarin. Dia berkata “Trims for Req, salam kenal” dan Akupun membalas “Iya, sama-sama”. Semenjak ku berteman dengan Dendra di Fb, Aku merasa sangat senang. Dendra adalah anak dari prodi lain walaupun satu Universitas denganku Tapi dia tidak tau siapa diriku, sedangkan Aku… aku tau semua tentangnya, siapa dia dan bagaimana dia. Seakan-akan Dia memberikan harapan palsu kepadaKu, hari-hariku kini menjadi berwarna sejak Ku berteman dengan Dendra. Sehingga Aku dapat melupakan semua beban maupun masalah yang menimpa diriku. Ingin Ku menyapanya di setiap ku berpapasan dengannya, tapi Aku tidak punya keberanian untuk itu. Semakin hari, Aku semakin suka padanya.. Ada semangat di dalam diriku untuk menjalani hari-hari yang kelam ini. Dia selalu memberikanku motivasi untuk melangkah maju ke depan, Dia  adalah tempat Ku bersandar di kala Aku susah. Dia adalah orang yang amat sangat Ku senangi, meskipun pertemanan kami hanya lewat akun Facebook. Tapi hal itu sudah membuatku amat sangat bahagia. Sampai-sampai Alin berkata “Aku senang melihat Kamu selalu tersenyum di kala pagi datang menyambut” Dan Aku hanya berkata “Ini semua karena Aku ingin menjadi Diriku yang baru, Aku ingin melupakan semua apa yang terjadi. Dan Aku berharap di setiap kejadian buruk yang Ku alami hanyalah Mimpi di malam hari yang sunyi”…. Indah kemudian berkata “Aku harap Kau akan terus seperti ini” Akupun hanya tersenyum bahagia mendengarnya.
Kegemaranku adalah pergi Ke Perpustakaan, alasanku adalah di sana tenang, damai, serta penuh dengan keheningan. Seperti biasanya Aku suka berlari di tangga Perpustakaan, dan tiba-tiba saja langkahku perlahan-lahan terhenti ketika menuruni tangga perpustakaan. “DENDRA” dalam batinku berkata……. Ada sesak di dalam dada ketika Aku melihat Dia ketika itu. Aku melihat ada seorang Gadis di sampingnya   sambil mengandeng Dendra ketika itu, Aku kaget bukan kepalang.. nafasku seakan-akan sesak. Dia melihatku dengan heran, Aku tersenyum kecil padanya. Dia pun berlalu meninggalkanku Sendiri, “Mungkin gadis itu adalah pacarnya??? Ah…Mungkin hanya temannya saja, tapi Aku harus memastikannya” Dalam batinku berkata…. Aku bergegas menuruni tangga Perpusakaan dan mengambil motorku yang sedang Ku parkir di samping Perpustakaan. Aku melaju kencang menuju Rumahku,  sesampainya di rumah Aku langsung menuju kamarku, Mamahku heran dengan tingkah lakuku. Tapi keheranan Ibuku kuabaikan saja. Cepat-cepat Ku nyalakan Laptopku. dan Ku buka Fbku, Ku lihat Dendra Mengirimkan Wall untukku. “Apakah Kamu yang Ku lihat Di Perpus Tadi ?” Akupun menjawab “Iya, Itu adalah Aku” tidak berapa lama Dendra menggirim wall “Waw…. Ternyata Kamu aslinya begitu ya…….. manis juga, tetapi agak tomboy”. Aku pun menjawabnya dengan singkat “Terima Kasih atas pujiannya ^,^ “. Ku lihat Profil Dendra, bagaikan tersambar petir di siang bolong. Aku terkejut setengah mati, hampir tidak percaya Ku dibuatnya. Tuhan apakah ini benar, atau hanya sekedar status ???. Dengan teliti Kulihat lagi profil Dendra. Ku lihat dan Kulihat lagi, tenyata Dendra sudah mempunyai tambatan hati. Hancur hati ini rasanya melihat status hubungan Dendra Aditya Kurniawan berpacaran dengan Sania Teresia Safitri. Tuhan……. Mengapa orang yang Kusukai kini telah mempunyai tambatan Hati  ??. Apa Aku salah Tuhan ??. Mengapa Dia memberiku harapan, sehingga Ku berharap banyak kepadanya ?? Di dalam otak ini begitu banyak pertanyaan yang tersirat. Tidak terasa airmata inipun mengalir, setiap detik bertambah deras seperti air terjun yang tak tau entah kapan akan berhenti mengalir. “AKU BENCI KAU” itulah kata yng mampu Ku ucapkan sekarang. “Mengapa Tuhan………..Mengapa Engkau tidak pernah ijinkan Aku bahagia walaupun hanya sekali saja ??? Aku sungguh-sungguh MENCINTAINYA Tuhan…...” Ucapku dalam hati.
Pagipun kini menjelang, mataharipun kini mulai menampakkan senyum riangnya. Cahayanya yang cerah masuk ke dalam kulitku terasa hangat, tenang, sejuk. Akan tetapi rasa malas kini menghampiri Diriku, Aku malas pergi kuliah, Aku malas harus bertemu dengannya. Jam kini menunjukkan pukul 06.00 Wib, tetapi badan ini enggan untuk melakukan aktivitas. Tok……Tok……Tok……. Terdengar suara ketukan dari balik pintu kamarku, Ku buka pintu kamarku dan seorang wanita setengah baya berdiri di hadapanku sambil membawa segelas susu cokelat hangat. “Mamah” ucapku kaget. “Selamat Pagi sayang, kenapa jam segini belum mandi ?” ucap Mamah lembut. “Lagi malas beraktivitas hari ini” ucapku sambil duduk di atas ranjang mungilku. Seakan-akan Mamah mengerti apa yang Kurasakan, Ia duduk di sampingku dan berkata “Ma’afkan Mamah dan Papah apabila kami sering membuat hatimu terluka, Kami tidak pernah bermaksud membuat kacau rumah tangga ini. Tetapi perbedaan pendapat yang membuat Kami selalu bertengkar.” Aku tersenyum kecut mendengar Ibuku berkata seperti itu “Aku mengerti Akan perbedaan yang ada di rumah ini, tetapi Lilhy mempunyai batas kesabaran. Lilhy tidak akan pernah tahan ketika Papah menghakimi Mamah. Lilhy hanya bisa diam tanpa berkata apapun, itu semua karena Lilhy takut akan kehilangan.” Ucapku sendu. Ibuku berjalan ke arah jendela kamarku seraya berkata “Jangan pernah Salahkan Ayahmu, ini semua salah Mamah. Mamah yang tidak pernah mampu menjadi sosok yang terbaik untuk Ayahmu. Kau akan mengerti apabila Kau mencintai seseorang, tetapi orang tersebut tidak akan pernah mencintaimu.” Aku Tediam mendengar semua yang di katakan Ibuku “Rumah Tangga ini di bangun bukan atas dasar RASA CINTA, tetapi dengan BALAS BUDI” Akupun terkejut mendengar kata yang di ucapkan Ibuku barusan. Tidak ada satupun kata yang mampu keluar dari mulutku, Akupun berdiri dan berjalan mendekati Ibuku. Ibuku menatapku tajam seraya berkata “Jangan pernah memaksakan kehendakmu kepada orang lain, karena itu akan berakibat fatal. Apabila orang tersebut tidak pernah mencintaimu, biarkan saja Dia itu hak Dia. Melihat Dia bahagia itu sudah lebih dari cukup.” Aku mengerti apa yang Ibu ucapkan, perkataan Ibuku dapat membuka mata hatiku sendiri. Mencintai bukan berarti memiliki, sama seperti halnya Aku mencintai Dendra, melihat Dia bahagia itu sudah lebih dari cukup. Aku memeluk Ibuku, seketika itupun airmata Ibuku jatuh. “Jangan pernah menanggis lagi Mah, Aku sayang Mamah” Ibuku tersenyum sambil menghapus airmata yang jatuh di pipinya. “Mamah sudah tidak ingat kapan terakhir kali Kamu berkata seperti itu kepada Mamah”. Aku hanya bisa tersenyum sambil memeluk Ibuku. Tanpa Ku sadar dari balik pintu, Ayah mendengar semua apa yang kami bicarakan. Ada rasa sesak di dalam hati Ayah. Seketika itupun Ayah pergi entah ke mana , mungkin Ia ingin menyendiri. Menyerap setiap kata yang kami ucapkan tadi. Satu hari tanpa pergi ke Kampus, ada rasa jenuh yang teramat besar. Banyak pesan yang Ku terima dari sahabat-sahabatku, tapi tidak ada satupun yang Ku balas. Tepat pukul 06.00 Wib Aku memulai aktivitasKu kembali, sarapan di temani Ayah dan Ibu, ehm…..memang tidak seperti biasanya Kami bertiga dalam satu meja makan. Sekarang yang ku pikirkan adalah Aku ingin Keluargaku Utuh. Dan yang kedua adalah Aku ingin selalu bersama sahabat-sahabat setiaku. Kejadian tadi malam, menumbuhkan semangat baru di dalam hidupku. Ayah minta ma’af akan semua hal yang dilakukannya kepada Ibu serta Diriku. Dan Aku Tuhan, meskipun Aku tidak bisa memilikinya IJINKAN AKU MENCINTAINYA, walaupun hanya sekejap saja. Walaupun hati ini sakit tetapi Aku yakin dapat melupakan semuanya, dengan menghabiskan waktuku bersama sahabat-sahabat setiaku. Memang Aku bodoh terlalu banyak berharap kepadanya. Mencintai Bukan berarti bisa Memiliki Dirinya. Tuhan terima kasih atas semua yang Engkau berikan. Engkau telah ijinkan Aku unuk mendapat kebahagiaan. Tuhan sampaikan salamku untuk Dirinya.........!!! Meskipun Dia tidak pernah tau bahwa Aku mencintainya tapi jagalah Dia, Dirinya di manapun Dia berada.

SEKIAN

1 komentar:

Ly Helda mengatakan...

ehmehm

Posting Komentar