Fosfor merupakan bahan makanan utama
yang digunakan oleh semua organisme untuk pertumbuhan dan sumber energi. Fosfor
di dalam air laut, berada dalam bentuk senyawa organik dan anorganik. Dalam
bentuk senyawa organik, fosfor dapat berupa gula fosfat dan hasil oksidasinya,
nukloeprotein dan fosfo protein. Sedangkan dalam bentuk senyawa anorganik
meliputi ortofosfat dan polifosfat. Senyawa anorganik fosfat dalam air laut
pada umumnya berada dalam bentuk ion (orto) asam fosfat (H3PO4), dimana 10%
sebagai ion fosfat dan 90% dalam bentuk HPO42-. Fosfat merupakan unsur yang
penting dalam pembentukan protein dan membantu proses metabolisme sel suatu
organisme (Hutagalung et al, 1997).
Di perairan, unsur
fosfor tidak ditemukan dalam bentuk bebas sebagai elemen, melainkan dalamm
bentuk senyawa anorganik yang terlarut (ortofosfat dan polifosfat) dan senyawa
organik yang berupa partikulat. Fosfor berbentuk kompleks dengan ion besi dan
kalsium pada kondisi aerob, besifat tidak larut, dan mengendap pada sediment
sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh algae akuatik (Jeffries dan Mills, 1996).
Sejarah
Fosfor
ditemukan oleh Hannig Brand pada tahun 1669 di Hamburg,Jerman. Ia menemukan unsur ini dengan cara 'menyuling' air urin melalui proses penguapan dan setelah dia menguapkan 50 ember air urin, dia baru menemukan unsur yang dia inginkan.
Namanya berasal dari bahasa Latin yaitu phosphoros
yang berarti 'pembawa terang' karena keunikannya yaitu bercahaya dalam gelap
(glow-in-the dark).
Sifat
Fosfor terdapat dalam empat atau lebih bentuk alotropik: putih (atau kuning), merah, dan hitam (atau ungu). Fosfor biasa merupakan benda putih seperti lilin. Bentuknya yang murni tidak memiliki warna dan transparan. Fosfor putih memiliki dua modifikasi: alfa dan beta dengan suhu transisi pada -3,8 derajat Celcius. Ia tidak terlarut dalam air, tetapi melarut dalam karbon disulfida. Ia dapat terbakar dengan mudah di udara dan membentuk pentaoksida.
Sumber
Fosfor terdapat dalam empat atau lebih bentuk alotropik: putih (atau kuning), merah, dan hitam (atau ungu). Fosfor biasa merupakan benda putih seperti lilin. Bentuknya yang murni tidak memiliki warna dan transparan. Fosfor putih memiliki dua modifikasi: alfa dan beta dengan suhu transisi pada -3,8 derajat Celcius. Ia tidak terlarut dalam air, tetapi melarut dalam karbon disulfida. Ia dapat terbakar dengan mudah di udara dan membentuk pentaoksida.
Sumber
Tidak pernah ditemukan di alam, unsur ini terdistribusikan dalam berbagai
mineral. Batu fosfat, yang memiliki mineral apatit, merupakan
tri-kalsium-fosfat yang tidak murni dan merupakan sumber penting elemen ini.
Deposit yang besar telah ditemukan di Rusia, Maroko, dan negara bagian Florida,
Tennessee, Utah, dan Idaho. Di
perairan unsur fosfor tidak ditemukan dalam bentuk bebas sebagai elemen,
melainkan dalam bentuk senyawa anorganik yang terlarut (ortofosfat dan polifosfat)
dan senyawa organik yang berupa partikulat. Senyawa fosfor membentuk kompleks
ion besi dan kalsium pada kondisi aerob, bersifat tidak larut, dan mengendap
pada sedimen sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh algae akuatik (Jeffries dan
Mill dalam Effendi 2003).
Fosfor merupakan bahan makanan
utama yang digunakan oleh semua organisme untuk pertumbuhan dan sumber energi.
Fosfor di dalam air laut, berada dalam bentuk senyawa organik dan anorganik.
Dalam bentuk senyawa organik, fosfor dapat berupa gula fosfat dan hasil
oksidasinya, nukloeprotein dan fosfo protein. Sedangkan dalam bentuk senyawa
anorganik meliputi ortofosfat dan polifosfat. Senyawa anorganik fosfat dalam
air laut pada umumnya berada dalam bentuk ion (orto) asam fosfat (H3PO4),
dimana 10% sebagai ion fosfat dan 90% dalam bentuk HPO42-. Fosfat merupakan
unsur yang penting dalam pembentukan protein dan membantu proses metabolisme
sel suatu organisme (Hutagalung et al, 1997).
Sumber fosfat diperairan laut pada
wilayah pesisir dan paparan benua adalah sungai. Karena sungai membawa hanyutan
sampah maupun sumber fosfat daratan lainnya, sehingga sumber fosfat dimuara
sungai lebih besar dari sekitarnya. Keberadaan fosfat di dalam air akan terurai
menjadi senyawa ionisasi, antara lain dalam bentuk ion H2PO4-, HPO42-, PO43-.
Fosfat diabsorpsi oleh fitoplankton dan seterusnya masuk kedalam rantai
makanan.
Senyawa fosfat dalam perairan
berasal dari sumber alami seperti erosi tanah, buangan dari hewan dan pelapukan
tumbuhan, dan dari laut sendiri. Peningkatan kadar fosfat dalam air laut, akan
menyebabkan terjadinya ledakan populasi (blooming) fitoplankton yang akhirnya
dapat menyebabkan kematian ikan secara massal. Batas optimum fosfat untuk
pertumbuhan plankton adalah 0,27 – 5,51 mg/liter (Hutagalung et al, 1997).
Fosfat dalam air laut berbentuk ion
fosfat. Ion fosfat dibutuhkan pada proses fotosintesis dan proses lainnya dalam
tumbuhan (bentuk ATP dan Nukleotid koenzim). Penyerapan dari fosfat dapat
berlangsung terus walaupun dalam keadaan gelap. Ortofosfat (H3PO4) adalah
bentuk fosfat anorganik yang paling banyak terdapat dalam siklus fosfat.
Distribusi bentuk yang beragam dari fosfat di air laut dipengaruhi oleh proses
biologi dan fisik. Dipermukaan air, fosfat di angkut oleh fitoplankton sejak
proses fotosintesis. Konsentrasi fosfat di atas 0,3 µm akan menyebabkan
kecepatan pertumbuhan pada banyak spesies fitoplankton. Untuk konsentrasi
dibawah 0,3 µm ada bagian sel yang cocok menghalangi dan sel fosfat kurang
diproduksi.
Mungkin hal ini tidak akan terjadi
di laut sejak NO3 selalu habis sebelum PO4 jatuh ke tingkat yang kritis. Pada
musim panas, permukaan air mendekati 50% seperti organik-P. Di laut dalam
kebanyakan P berbentuk inorganik. Di musim dingin hampir semua P adalah
inorganik. Variasi di perairan pantai terjadi karena proses upwelling dan
kelimpahan fitoplankton. Pencampuran yang terjadi dipermukaan pada musim dingin
dapat disebabkan oleh bentuk linear di air dangkal. Setelah musim dingin dan
musim panas kelimpahan fosfat akan sangat berkurang.Fosfor berperan dalam
transfer energi di dalam sel, misalnya yang terdapat pada ATP (Adenosine
Triphospate) dan ADP (Adenosine Diphosphate).
Ortofosfat yang merupakan produk
ionisasi dari asam ortofosfat adalah bentuk fosfor yang paling sederhana di
perairan . Ortofosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat dimanfaatkan secara
langsung oleh tumbuhan akuatik, sedangkan polifosfat harus mengalami hidrolisis
membentuk ortofosfat terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan sebagai sumber
fosfat. Setelah masuk kedalam tumbuhan, misalnya fitoplankton, fosfat anorganik
mengalami perubahan menjadi organofosfat. Fosfat yang berikatan dengan ferri
[Fe2(pO4)3] bersifat tidak larut dan mengendap didasar perairan. Pada saat
terjadi kondisi anaerob, ion besi valensi tiga (ferri) ini mengalami reduksi
menjadi ion besi valensi dua (ferro) yang bersifat larut dan melepaskan fosfat
keperairan, sehingga meningkatkan keberadaan fosfat diperairan (Effendi 2003).
Studi tentang sirkulasi fosfor di
lingkungan perairan laut merupakan perhatian di berbagai bidang ilmu bidang
ilmu. Dengan menggunakan 32P para peneliti menghasilkan kesimpulan umum bahwa
bahwa konsentrasi fosfor akan berubah karena fosfor merupakan salah satu zat
yang digunakan oleh fitoplankton dalam proses metabolisme. Damanhuri (1997)
menyatakan bahwa kadar fosfat akan semakin tinggi dengan menurnya kedalaman.
Konsentrasi fosfat relatif konstan pada perairan dalam biasanya terjadi
pengendapan sehingga nutrien meningkat seiring dengan waktu karena proses
oksidasi f dan bahan organik. Adanya proses run off yang berasal dari daratan
akan mensuplai kadar fosfat pada lapisan permukaan, tetapi ini tidak terlalu
besar. Penambahan terbesar dari lapisan dalam melalui proses kenaikan masa air.
Fosfor muncul pada bagian yang
beragam di dalam lingkungan bahari, beberapa muncul dalam bentuk susunan
organik seperti protein dan gula, beberapa juga muncul dalam bentuk kalsium
organik dan sebagian dalam bentuk inorganik dan partikel besi fosfat, lalu juga
dalam bentuk fosfat terlarut, walaupun fosfor muncul dalam konsentrasi dibawah
nitrogen, tapi pada kenyataanya fosfor dapat dengan mudah di buat atau tersedia
di dalam atau tersedia di dalam zona penetrasi cahaya yang mencegah fosfor
menjadi faktor pembatas di dalam produktifitas bahari.
Diperairan, bentuk unsur fosfor
berubah secara terus menerus akibat proses dekomposisi dan sintesis antara bentuk
organik, dan bentuk anorganik yang dilakukan oleh mikroba. Semua polifosfat
mengalami hidrolisis membentuk ortofosfat. Perubahan ini bergantung pada suhu
yang mendekati titik didih, perubahan polifosfat menjadi ortofosfat berlangsung
cepat. Kecepatan ini meningkat dengan menurunnya nilai pH. Perubahan polifosfat
menjadi ortofosfat pada air limbah yang mengandung banyak bakteri lebih cepat
dibandingkan dengan perubahan yang terjadi pada air bersih.
Keberadaan fosfor diperairan alami
biasanya relative kecil, dengan kaar yang lebih sedikit dari pada kadar
nitrogen. Fosfor tidak bersifat toksik bagi manusia, hewan, dan ikan.
Keberadaan fosfor secara berlebihan yang disertai dengan keberadaan nitrogen
dapat menstimulir ledakan pertumbuhan algae di perairan (algae bloom). Algae
yang berlimpah ini dapat membentuk lapisan pada permukaan air, yang selanjutnya
dapat menghambat penetrasi oksigen dan cahaya mathari sehingga kurang
menguntungkan bagi ekosistem perairan. Pada saat perairan cukup mengandung
fosfor, algae mengakumulasi fosfor di dalam sel melebihi kebutuhannya. Fenomena
yang demikian dikenal istilah konsumsi berlebih (luxury consumption). Kelebihan
fosfor yang diserap akan dimanfaatkan pada saat perairan mengalami defisiensi
fosfor, sehingga algae masih dapat hidup untuk beberapa waktuselama periode
kekeurangan pasokan fosfor (Effendi 2003)
Berdasarkan kadar fosfat total,
perairan diklasifikasikan menjadi tiga yaitu: perairan dengan tingkat kesuburan
rendah yang memiliki kadar fosfat total berkisar antara 0 – 0.02 mg/liter;
perairan dengan tingkat kesuburan sedang memiliki kadar fosfat 0.021 – 0.05
mg/liter; dan perairan dengan tingkat kesuburan tinggi, memiliki kadar fosfat
total 0.051 – 0.1 mg/liter (Effendi, 2003)
Pehitungan persen pada beragam
bentuk fosfat di H2O, NaCl, air laut, seperti sebuah fungsi pada pH. Di laut
dalam ion fosfat bentuknya lebih penting (50% pada P= 1000 bar atau 10.000 m ).
H2PO4- bebas adalah lebih besar dengan persentase 49%, MgPO4-, 46%, dan 5%
CaHPO4. Sementara PO43- 27% seperti MgPO4- dan 73% seperti CaPO4.
Penanganan
Fosfor sangat beracun. 50 mg bahan ini dosis yang sangat fatal. Jangan terekspos pada fosfor putih lebih dari 0,1 mg/m3 (berdasarkan 8 jam berat rata-rata, selama 40 jam per minggu). Fosfor putih harus disimpan dalam air, karena sangat reaktif dengan udara. Alat khusus (forceps) juga perlu digunakan untuk menangani unsur ini karena dapat membakar kulit.
Ketika terekspos pada sinar matahai atau ketika dipanaskan dalam uapnya sampai 250 derajat Celcius, ia terubah ke dalam berbagai bentuk merah yang tidak bereaksi di udara secara mudah seperti bentuknya yang putih. Bentuk ini juga tidak sebahaya bentuk putih. Tetapi tetap perlu kehati-hatian dalam menanganinya, karena ia dapat berubah bentuk lagi ke yang putih pada suhu-suhu tertentu serta mengeluarkan asap beracun jika dipanaskan. Bentuk merah cukup stabil, menguap dengan tekanan udara 1 atm dan 17o C dan diguankan dalam membuat korek api yang aman, kembang api, pestisida, bomb asap, dll.
Produksi
Fosfor putih dapat dibentuk oleh berbagai metoda. Salah satu proses, tri-kalsium fosfat dipanaskan dengan karbon dan silika dalam tungku pemanas listrik. Fosfor elementer terbebaskan sebagai uap dan terkumpul sebagai asam fosfor, bahan utama untuk pupuk super fosfat.
Kegunaan
Dalam beberapa tahun terakhir, asam fosfor yang mengandung 70% – 75% P2O5, telah menjadi bahan penting pertanian dan produksi tani lainnya. Permintaan untuk pupuk secara global telah meningkatkan produksi fosfat yang banyak. Fosfat juga digunakan untuk produksi gelas spesial, seperti yang digunakan pada lampu sodium. Kalsium fosfat digunakan untuk membuat perabotan China dan untuk memproduksi mono-kalsium fosfat. Fosfor juga digunakan dalam memproduksi baja, perunggu fosfor, dan produk-produk lainnya. Trisodium fosfat sangat penting sebagai agen pembersih, sebagai pelunak air, dan untuk menjaga korosi pipa-pipa. Fosfor juga merupakan bahan penting bagi sel-sel protoplasma, jaringan saraf dan tulang.
Kerugian
Penyalahgunan fosfor menjadi
Bom yang sangat mengerikan. Fosfor bom memiliki sifat utama
membakar. Menurut Ang Swee Chai, seorang perempuan, dokter ortopedis
kelahiran Malaysia yang juga seorang ahli medis. Dalam bukunya ”From
Beirut to Jerusalem” (Kuala Lumpur, 2002), zat fosfornya biasanya akan
menempel di kulit, paru-paru, dan usus para korban selama bertahun-tahun,
terus membakar dan menghanguskan serta menyebabkan nyeri berkepanjangan.
Para korban bom ini akan mengeluarkan gas fosfor hingga nafas terakhir. Ketika fosfor putih ditembakan atau dibakar
udara maka akan bereaksi dengan oksigen membentuk fosfor pentaoksida (P2O5). Walaupun fosfor berbahaya namun
yang paling berbahaya yaitu terletak pada proses pembakaran fosfor dan hasil
pembakaran fosfor bukan pada ledakannya. Pembakaran fosfor di udara berlangsung sangat
eksotermis yaitu menghasilkan suhu sekitar 800°C. Suhu yang tinggi inilah yang
akan merusak jaringan tubuh seperti luka bakar ketika mengenai organ-organ
tubuh. Sedangkan hasil pembakaran
fosfor putih yaitu berupa P2O5 dalam bentuk asap. Asap
yang dihasilkan sangat berbahaya karena selain beracun asap inipun bersifat
korosif atau dapat pula bereaksi dengan organ-organ tubuh manusia. Oleh sebab itu jika fosfor
ditembakan atau yang digunakan sebagai bom ketika terbakar akan merusak
sebagian besar jaringan tubuh. Misalnya jika mengenai mata maka akan
menyebabkan kebutaan, jika dihirup akan merusak kerongkongan bahkan paru-paru
jika dalam jumlah yang lebih banyak, jika mengenai kulit maka akan menyebabkan
luka bakar dan akan lebih parah lagi jika terkena dalam jumlah banyak.
Senyawa-Senyawa Paling
Umum dengan Unsur Fosfor
·
Fosfor yang dapat dikonsumsi oleh
tanaman adalah dalam bentuk fosfat, seperti diamonium fosfat ((NH4)2HPO4)
atau kalsium fosfat dihidrogen (Ca(H2PO4)2).
·
Trinatrium fosfat (Na3PO4),
Seyawa fosfor anorganik yang biasa terdapat di perairan
·
Sumber alami fosfor diperairan
adalah pelapukan batuan mineral, misalnya fluorapatite
[Ca5-(PO4)3F], hydroxylapatite [Ca5-(PO4)3OH], strengire [Fe(PO4)2H2O], whitlockite [Ca5-(PO4)2],
dan berlinite (AIPO4)
·
Senyawa
anorganik fosfat dalam air laut pada umumnya berada dalam bentuk ion (orto)
asam fosfat (H3PO4), dimana 10% sebagai ion fosfat dan
90% dalam bentuk HPO42-. Fosfat merupakan unsur yang
penting dalam pembentukan protein dan membantu proses metabolisme sel suatu
organisme.
·
Fluor-apatit 3 Ca3(PO4)2.CaF
·
Karbonato-apatit 3 Ca3(PO4)2.CaCO3
·
Hidroksi-apatit 3 Ca3(PO4)2.Ca(OH)2
·
Oksi-apatit 3 Ca3(PO4)2.CaO
·
Trikalsium-fosfat Ca3(PO4)2
·
Dikalsium-fosfat CaHPO4
·
Monokalsium-fosfat Ca(H2PO4)2
0 komentar:
Posting Komentar