BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Vitamin adalah suatu senyawa organik yang dibutuhkan
tubuh untuk kelangsungan hidup dan fungsi normalnya. Vitamin (bahasa
Inggris: vital amine,
vitamin) merupakan
sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa
Latin vita
yang artinya "hidup" dan amina (amine) yang mengacu
pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui
bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin
adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat
bertumbuh dan berkembang secara normal. Kebanyakan vitamin-vitamin ini tidak dapat disintesis oleh tubuh.
Pada
umumnya vitamin tidak dapat dibuat sendiri oleh hewan (atau manusia) karena
mereka tidak memiliki enzim untuk membentuknya, sehingga harus dipasok dari
makanan. Akan tetapi, ada beberapa vitamin yang dapat dibuat dari zat-zat
tertentu (disebut provitamin) di dalam tubuh. Contoh vitamin yang mempunyai
provitamin adalah vitamin D. Provitamin D banyak terdapat di jaringan bawah
kulit. Vitamin lain yang disintetis di dalam tubuh adalah vitamin K dan vitamin
B12. Kedua macam vitamin tersebut disintetis di dalam usus oleh
bakteri. Beberapa di antaranya masih dapat dibentuk
oleh tubuh, namun kecepatan pembentukannya sangat kecil sehingga jumlah yang
terbentuk tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Oleh karenanya tubuh harus
memperoleh vitamin dari makanan sehari-hari. Jadi vitamin
mengatur metabolisme, mengubah lemak dan kabohidrat menjadi energi, dan
ikut mengatur pembentukan tulang dan jaringan. Vitamin
merupakan nutrisi tanpa kalori yang penting dan dibutuhkan untuk metabolisme
tubuh manusia. Vitamin tidak dapat diproduksi oleh tubuh manusia, tetapi
diperoleh dari makanan sehari-hari. Fungsi khusus vitamin adalah sebagai
kofaktor (elemen pembantu) untuk reaksi enzimatik. Vitamin juga berperan dalam
berbagai macam fungsi tubuh lainnya, termasuk regenerasi kulit, penglihatan,
sistem susunan syaraf dan sistem kekebalan tubuh dan pembekuan darah. Vitamin merupakan suatu senyawa yang telah lama dikenal oleh peradaban
manusia. Sudah sejak ribuan tahun lalu, manusia telah mengenal vitamin sebagai
salah satu senyawa yang dapat memberikan efek kesehatan bagi tubuh. Kebanyakan vitamin-vitamin ini tidak dapat disintesa oleh
tubuh. Beberapa diantaranya masih dalam dibentuk oleh tubuh, namun kecepatan
pembentukannya sangat kecil sehingga jumlah yang terbentuk tidak dapat memenuhi
kebutuhan tubuh. Karena vitamin dibutuhkan pada diet manusia hanya
dalam jumlah milligram atau mikrogram perhari, maka vitamin disebut
mikronutrien. Istilah ini digunakan untuk membeda-bedakannya dari makronutrien
seperti karbohidrat, protein, dan lemak yang dibutuhkan pada diet manusia dalam
jumlah besar, yaitu ratusan atau sedikitnya lusinan gram perhari. Makronutrien
dibutuhkan dalam jumlah besar untuk menyediakan energy, menghasilkan precursor
organic berbagai komponen tubuh dan untuk memberikan asam amino bagi sintesa
protein tubuh. Sebaliknya, vitamin diperlukan hanya dalam jumlah sedikit
vitamin berkerja sebagai katalisator yang memungkinkan transformasi kimia
makronutrien yang secara bersama-sama di sebut metabolism. Secara garis besar, vitamin dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok
besar, yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Hanya terdapat 2 vitamin yang larut dalam air, yaitu B dan C,
sedangkan vitamin lainnya, yaitu vitamin A, D, E, dan K bersifat larut dalam
lemak. Vitamin yang larut dalam lemak akan disimpan di dalam jaringan adiposa (lemak) dan di dalam hati. Vitamin ini kemudian akan dikeluarkan dan
diedarkan ke seluruh tubuh saat dibutuhkan. Beberapa jenis vitamin hanya dapat
disimpan beberapa hari saja di dalam tubuh, sedangkan jenis vitamin lain dapat
bertahan hingga 6 bulan lamanya di dalam tubuh. Berbeda dengan vitamin yang larut dalam lemak, jenis vitamin larut dalam
air hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang
bersama aliran makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin
yang terlepas akan masuk ke dalam aliran darah dan beredar ke seluruh bagian
tubuh. Apabila tidak dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang tubuh bersama urin. Oleh karena hal inilah, tubuh membutuhkan asupan vitamin larut air
secara terus-menerus.
B.
TUJUAN
Mempelajari dan mengetahui tentang apa yang di maksud
dengan vitamin, jenis-jenis vitamin
serta sumber-sumber daripada vitamin, dan mengetahui bagaimana bentuk struktur
dari jenis-jenis vitamin.
C.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa saja macam-macam vitamin serta definisinya ?
2. Apa saja Manfaat Vitamin ?
3. Bagaimana Dampak kekurangan atau kelebihan vitamin ?
4. Di mana saja terdapatnya (Sumber) vitamin?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
LANDASAN TEORI
Vitamin
adalah senyawa-senyawa organik tertentu yang diperlukan dalam jumlah kecil
dalam diet seseorang tetapi esensial untuk reaksi metabolisme dalam sel
dan penting untuk melangsungkan pertumbuhan normal serta memelihara
kesehatan. Kebanyakan vitamin-vitamin ini tidak dapat disintesis oleh tubuh.
Beberapa diantaranya masih dapat dibentuk oleh tubuh, namun kecepatan
pembentukannya sangat kecil sehingga jumlah yang terbentuk tidak dapat memenuhi
kebutuhan tubuh. Seiring
dengan berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan, berbagai hal dan penelusuran
lebih mendalam mengenai vitamin pun turut diperbaharui. Garis besar sejarah
vitamin dapat dibagi menjadi 5 era penting. Disetiap era tersebut, terjadi
suatu kemajuan besar terhadap senyawa vitamin ini yang diakibatkan oleh adanya
kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Era pertama
dimulai pada sekitar tahun 1500-1570 sebelum masehi. Pada masa itu, banyak ahli pengobatan dari
berbagai bangsa, seperti Mesir, Cina, Jepang, Yunani, Roma, Persia, dan Arab, telah menggunakan ekstrak senyawa (diduga vitamin) dari hati yang kemudian digunakan untuk
menyembuhkan penyakit kerabunan pada malam hari. Penyakit ini kemudian
diketahui disebabkan oleh defisiensi vitamin A. Walau pada masa tersebut
ekstrak hati tersebut banyak digunakan, para ahli pengobatan masih belum dapat
mengidentifikasi senyawa yang dapat menyembuhkan penyakit kerabunan tersebut.
Oleh karena itu, era ini dikenal dengan era penyembuhan empiris (berdasarkan
pengalaman). Perkembangan besar berikutnya
mengenai vitamin baru kembali muncul pada tahun 1890-an Penemuan ini diprakarsai oleh
Lunin dan Christiaan Eijkman yang melakukan penelitian mengenai
penyakit defisiensi pada hewan. Penemuan inilah yang
kemudian memulai era kedua dari lima garis besar sejarah vitamin di dunia.] Penelitian mereka terfokus pada pengamatan penyakit akibat
defisiensi senyawa tertentu. Beberapa tahun berselang, ilmuwan Sir Frederick G. Hopkins yang sedang melakukan analisis
penyakit beri-beri pada hewan menemukan bahwa hal ini
disebabkan oleh kekurangan suatu senyawa faktor pertumbuhan (growth factor).
Pada tahun 1911, seorang ilmuwan kelahiran Amerika bernama Dr. Casimir
Funk berhasil mengisolasi suatu senyawa
yang telah dibuktikan dapat mencegah peradangan saraf (neuritis) untuk pertama kalinya. Dr. Casimir
juga berhasil mengisolasi senyawa aktif dari sekam beras yang diyakini memiliki aktivitas
antiberi-beri pada tahun berikutnya. Pada saat itulah (dan untuk pertama
kalinya), Dr Funk mempublikasikan senyawa aktif hasil temuannya tersebut dengan
istilah vitamine (vital dan amines). Pemberian nama amines
pada senyawa vitamin ini karena diduga semua jenis senyawa aktif ini memiliki
gugus amina (amine). Hal tersebut kemudian segera disanggah dan diganti
menjadi vitamin (dengan penghilangan akhiran huruf "e") pada tahun 1920.Era ketiga sejarah
vitamin terjadi beberapa dekade berikutnya. Pada masa tersebut, terjadi banyak
penemuan besar mengenai vitamin itu sendiri, meliputi penemuan vitamin jenis
baru, metode penapisan yang diperbahurui, penggambaran struktur lengkap
vitamin, dan síntesis vitamin B12. Oleh karena hal
tersebutlah, era ketiga dari garis besar sejarah vitamin ini dikenal dengan
masa keemasan (golden age). Banyak penelti yang mendapatkan hadiah nobel
atas penemuannya di bidang vitamin ini. Sir Walter N. Hawort
mendapatkan nobel di bidang kimia atas penemuan vitamin C
pada tahun 1937.
Hadiah nobel lainnya diperoleh oleh Carl Peter Henrik Dam
di bidang Fisiologi - Pengobatan pada tahun 1943
atas penemuannya terhadap vitamin K.
Fritz A Litmann
juga turut memenangkan nobel atas dedikasinya dibidang penelitian mengenai
penemuan koenzim
A dan perannya di dalam metabolisme tubuh. Tadeus Reichstein, seorang ahli kimia yang berhasil
memproduksi vitamin C secara massal untuk pertama kalinya dalam sejarah. Era
keempat ditandai dengan banyaknya penemuan mengenai fungsi biokimia
vitamin di dalam tubuh, perannya dalam makanan yang kita konsumsi sehari-hari,
dan produksi komersial vitamin untuk pertama kalinya dalam sejarah. Pada tahun 1930-an,
para peneliti menemukan bahwa vitamin B2
merupakan bagian dari “enzim kuning”. Vitamin B2 ini sendiri
diperoleh dari ekstrak ragi.
Melalui penelitian ini juga, kelompok vitamin B
diketahui berperan sebagai koenzim yang penting di dalam tubuh manusia.
Produksi masal vitamin untuk pertama kalinya juga terjadi pada era ini.
Dikomersilkan pertama kali oleh Tadeus Reichstein
pada tahun 1933,
vitamin C telah dijual kepada masyarakat luas dengan harga yang relatif murah
sehingga terjangkau bagi khalayak ramai. Vitamin C
yang juga dikenal dengan istilah asam askorbat
ini kemudian banyak dipakai sebagai suplemen makanan, penelitian, dan gizi
tambahan bagi hewan ternak. Atas hasil penemuan ini, Tadeus Reichstein
mendapatkan nobel di bidang Fisiologi – Pengobatan pada tahun 1950.
B.
MACAM-MACAM
VITAMIN
Terdapat 13 jenis vitamin yang
dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin
tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan folat). Walau memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat
memproduksi vitamin D dan vitamin
K dalam bentuk provitamin yang tidak aktif. Oleh karena itu, tubuh memerlukan asupan vitamin yang
berasal dari makanan yang kita
konsumsi. Buah-buahan dan sayuran terkenal
memiliki kandungan vitamin yang tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk
tubuh. Asupan vitamin lain dapat diperoleh melalui suplemen
makanan. Vitamin
dibedakan atas dua kelas yaitu vitamin yang larut di dalam air dan vitamin yang
larut di dalam lemak. Vitamin yang larut di dalam air meliputi tiamin (Vitamin
B1), riboflavin (Vitamin B2), asam nikotinat, asam
pantotenat, piridoksin (Vitamin B6), biotin, asam folat, vitmin B12
dan asam askorbat (Vitamin C). Hampir semua vitamin tersebut telah
diketahui fungsi koenzimnya. Fungsi biokimiawi vitamin-vitamin yang larut di
dalam lemak, yaitu vitamin A, D, E, dan K, yang merupakan senyawa berminyak dan
tidak larut di dalam air. Selain vitamin-vitamin yang telah dikenal ini,
terdapat senyawa lain yang diperlukan oleh sejumlah kecil spesies yang umumnya
tidak sebagai vitamin. Golongan ini meliputi karnitin, inositol, dan asam
lipoat.
1. Vitamin yang mudah larut di dalam lemak
Vitamin yang larut dalam lemak merupakan
molekul hidrofobik apolar, yang semuanya adalah derivat isoprene.
Molekul-molekul ini tidak disintesis tubuh dalam jumlah yang memadai sehingga
harus disuplai dari makanan. Vitamin- vitamin yang larut dalam lemak ini
memerlukan absorbsi lemak yang normal agar vitamin tersebut dapat diabsorbsi
secara efisien. Diabsorbsi molekul vitamin tersebut harus diangkut dalam darah
yaitu oleh lipoprotein atau protein pengikat yang spesifik.Yang merupakan vitamin
yang larut di dalam lemak adalah vitamin A, D, E, dan K.
a. Vitamin A, yang juga dikenal dengan
nama retinol, merupakan vitamin yang berperan dalam pembentukkan indra penglihatan yang baik, terutama di
malam hari, dan sebagai salah satu komponen penyusun pigmen mata di retina. Selain itu, vitamin ini
juga berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan imunitas tubuh. Vitamin ini bersifat mudah
rusak oleh paparan panas, cahaya matahari, dan udara.
Vitamin A atau retinal merupakan senyawa poliisoprenoid yang mengandung cincin sikloheksenil.
Vitamin A merupakan istilah generik untuk semua senyawa dari sumber hewani yang
memperlihatkan aktivitas biologik vitamin A. Senyawa-senyawa tersebut adalah
retinal, asam retinoat dan retinol. Ester retinal yang terlarut dalam lemak makanan
akan terdispersi di dalam getah empedu dan dihidrolisis di dalam lumen
intestinum diikuti oleh penyerapan langsung ke dalam epitel intestinal. ß – karoten
yang dikonsumsi mungkin dipecah lewat reaksi oksidasi oleh enzim ß – karoten
dioksigenase. Pemecahan ini menggunakan oksigen molekuler, digalakkan dengan
adanya garam-garam empedu dan menghasilkan 2 molekul retinaldehid (retinal). Demikian
pula, di dalam mukosa intestinal, retinal direduksi menjadi retinal oleh enzim
spesifik retinaldehid reduktase dengan menggunakan NADPH. Retinal dalam fraksi
yang kecil teroksidasi menjadi asam retinoat. Sebagian besar retinal menyatu ke
dalam kilomikron limfe yang masuk ke dalam aliran darah. Bentuk ini kemudian
diubah menjadi fragmen kilomikron yang diambil oleh hati bersama-sama dengan
kandungan retinolnya. Di dalam hati, vitamin A disimpan dalam bentuk ester di
dalam liposit, yang mungkin sebagai suatu kompleks lipoglikoprotein. Untuk pengangkutan
ke jaringan, vitamin A dihidrolisis dan retinal yang terbentuk terikat dengan
protein pengikat aporetinol ( RBP ). Holo- RBP yang dihasilkan diproses dalam
apparatus golgi dan disekresikan ke dalam plasma . Asam retinoat diangkut dalam
plasma dalam keadaan terikat dengan albumin. Begitu di dalam sel-sel
ekstrahepatik, retinal terikat dengan protein pengikat retinol seluler (CRBP). Toksisitas
vitamin A terjadi setelah kapasitas RBP dilampaui dan sel-sel tersebut terpapar
pada retinal yang terikat. Retinal dan retinol mengalami interkonversi dengan
adanya enzim-enzim dehidrogenase atau reduktase yang memerlukan NAD atau NADP di dalam banyak jaringan. Namun
demikian, begitu terbentuk dari retinal, asam retinoat tidak dapat diubah
kembali menjadi retinal atau menjadi retinol. Asam retinoat dapat mendukung
pertumbuhan dan differensiasi, tetapi tidak dapat menggantikan retinal dalam
peranannya pada penglihatan atau pun retinol dalam dukungannya pada sistem
reproduksi. Retinol setelah diambil oleh CRBP diangkut ke dalam sel dan terikat
dengan protein nucleus, di dalam nucleus inilah retinal terlibat dalam pengendalian
ekspresi gen-gen tertentu, sehingga retinal bekerja menyerupai hormon steroid. Retinal
merupakan komponen pigmen visual rodopsin, yang mana rodopsin terdapat dalam
sel-sel batang retina yang bertanggung jawab atas penglihatan pada saat cahaya
kurang terang. 11–sis–Retinal yaitu isomer all – transretinal, terikat secara spesifik
pada protein visual opsin hingga terbentuk rodopsin. Ketika terkena cahaya,
rodopsin akan terurai serta membentuk all-trans retinal dan opsin. Reaksi ini
disertai dengan perubahan bentuk yang menimbulkan saluran ion kalsium dalam membrane
sel batang. Aliran masuk ion-ion kalsium yang cepat akan memicu impuls syaraf
sehingga memungkin cahaya masuk ke otak. Asam retinoat turut serta dalam sintesis
glikoprotein. Hal ini dapat dijelaskan bahwa asam retinoat bekerja dalam
menggalakkan pertumbuhan dan differensiasi jaringan. Retinoid dan karotenoid
memiliki aktivitas antikanker.Banyak penyakit kanker pada manusia timbul dalam
jaringan epitel yang tergantung pada retinoid untuk berdifferensiasi seluler
yang normal. ß–karoten merupakan zat antioksidan dan mungkin mempunyai peranan
dalam menangkap radikal bebas peroksi di dalam jaringan dengan tekanan parsial oksigen
yang rendah. Kemampuan ß –karoten bertindak sebagai antioksidan disebabkan oleh
stabilisasi radikal bebas peroksida di dalam struktur alkilnya yang
terkonjugasi. Karena ß – karoten efektif pada konsentrasi oksigen yang rendah,
zat provitamin ini melengkapi sifat-sifat antioksidan yang dimiliki vitamin E
yang efektif dengan konsentrasi oksigen yang lebih tinggi.
b. Vitamin
D
Vitamin
D merupakan prohormon steroid. Vitamin ini diwakili oleh sekelompok senyawa
steroid yang terutama terdapat pada hewan, tetapi juga terdapat dalam tanaman
serta ragi. Melalui berbagai proses metabolik, vitamin D dapat menghasilkan
suatu hormon yaitu Kalsitriol, yang mempunyai peranan sentral dalam metabolisme
kalsium dan fosfat. Vitamin D dihasilkan dari provitamin ergosterol dan 7-
dehidrokolesterol. Ergosterol terdapat dalam tanaman dan 7–dehidrokolesterol dalam
tubuh hewan. Ergokalsiferol (Vitamin D2) terbentuk dalam tanaman,
sedangkan di dalam tubuh hewan akan terbentuk kolekalsiferol (vitamin D3)
pada kulit yang terpapar cahaya. Kedua bentuk vitamin tersebut masing-masing
dapat menghasilkan kalsitriol D2 dan D3. Vitamin D3
ataupun D2 dari makanan diekstraksi dari dalam darah (dalam keadaan
terikat dengan globulin spesifik), setelah absorbsi dari misel dalam
intestinum. Vitamin tersebut mengalami hidroksilasi pada posisi –25 oleh enzim
vitamin D3 –25 hidroksikolekalsiferol,yaitu suatu enzim pada retikulum
endoplasmic yang dianggap membatasi kecepatan reaksi. 25- hidroksi D3
merupakan bentuk utama vitamin D dalam sirkulasi darah dan bentuk cadangan yang
utama dalam hati. Dalam tubulus ginjal, tulang dan plasenta, 25–hidroksi3
selanjutnya mengalami hidroksilasi dalam posisi 1 oleh enzim 25–hidroksi D3 1-hidroksilase,
yakni suatu enzim mitokondria. Hasilnya adalah 1,25–dihidroksi D3 (
kalsitriol ), yaitu metabolit vitamin D yang paling paten. Produksi hasil ini
diatur oleh konsentrasinya sendiri, hormone paratiroid dan fosfat dalam serum.
c. Vitamin
E (Tokoferol)
Ada
beberapa jenis tokoferol dalam bentuk alami. Semuanya merupakan 6-
hidroksikromana atau tokol yang tersubsitusi isoprenoid. Penyerapan aktif lemak
meningkatkan absorbsi vitamin E. Gangguan penyerapan lemak dapat menimbulkan defisiensi vitamin E. Vitamin E di
dalam darah diangkut oleh lipoprotein, pertama-tama lewat penyatuan ke dalam
kilomikron yang mendistribusikan vitamin ke jaringan yang mengandung
lipoprotein lipase serta ke hati dalam fragmen sisa kilomikron, dan kedua,
lewat pengeluaran dari dalam hati dalam lipoprotein berdensitas sangat rendah (
VLDL ). Vitamin E disimpan dalam jaringan adipose Vitamin E (tokoferol)
bertindak sebagai antioksidan dengan memutuskan berbagai reaksi rantai radikal
bebas sebagai akibat kemampuannya untuk memindahkan hidrogen fenolat kepada
radikal bebas perksil dari asam lemak tak jenuh ganda yang telah mengalami
peroksidasi . Radikal bebas fenoksi yang terbentuk kemudian bereaksi dengan
radikal bebas peroksil selanjutnya. Dengan demikian á –tokoferol tidak mudah
terikat dalam reaksi oksidasi yang reversible, cincin kromana dan rantai
samping akan teroksidasi menjadi produk non radikal bebas. Defisiensi atau
kekurangan vitamin E dapat menimbulkan anemia pada bayi yang baru lahir. Kebutuhan
akan vitamin E meningkat bersamaan dengan semakin besarnya masukan lemak tak-
jenuh ganda. Asupan minyak mineral, keterpaparan terhadap oksigen (seperti
dalam tenda oksigen ) atau berbagai penyakit yang menyebabkan tidak efisiennya
penyerapan lemak akan menimbulkan defisiensi vitamin E yang menimbulkan gejala neurology.
Vitamin E dirusak oleh pemasakan dan pengolahan makanan yang bersifat komersial,termasuk
pembekuan. Benih gandum, minyak biji bunga matahari serta biji softlower, dan minyak
jagung serta kedelai, semuanya merupakan sumber vitamin E yang baik.
d. Vitamin
K
Vitamin
yang tergolong ke dalam kelompok vitamin K adalah naftokuinon tersubsitusi
–poliisoprenoid. Menadion ( K3 ), yaitu senyawa induk seri vitamin
K, tidak ditemukan dalam bentuk alami tetapi jika diberikan, secara in vivo
senyawa ini akan mengalami alkilasi menjadi salah satu menakuinon (K2).
Filokuinon ( K1) merupakan bentuk utama vitamin K yang ada dalam
tanaman. Menakuinon – 7 merupakan salah satu dari rangkaian bentuk tak jenuh polirenoid
dari vitamin K yang ditemukan dalam jaringan binatang dan disintesis oleh bakteri
dalam intestinum. Penyerapan vitamin K memerlukan penyerapan lemak yang normal.
Malabsorbsi lemak merupakan penyebab paling sering timbulnya defisiensi vitamin
K. Derivat vitamin K dalam bentuk alami hanya diserap bila ada garam-garam
empedu, seperti lipid lainnya, dan didistribusikan dalam aliran darah lewat sistem
limfatik dalam kilomikron. Menadion, yang larut dalam air, diserap bahkan dalam
keadaan tanpa adanya garam-garam empedu, dengan melintas langsung ke dalam vena
porta hati. Vitamin K ternyata terlibat dalam pemeliharaan kadar normal faktor
pembekuan darah II, VII, IX dan X, yang semuanya disintesis di dalam hati
mula-mula sebagai precursor inaktif. Vitamin K bekerja sebagai kofaktor enzim karboksilase
yang membentuk residu ã – karboksiglutamat dalam protein precursor. Reaksi karboksilase
yang tergantung vitamin K terjadi dalam retikulum endoplasmic. Banyak jaringan
dan memerlukan oksigen molekuler, karbondioksida serta hidrokuinon ( tereduksi
) vitamin K dan di dalam siklus ini, produk 2,3 epoksida dari reaksi karboksilase
diubah oleh enzim 2,3 epoksida reduktase menjadi bentuk kuinon vitamin K dengan
menggunakan zat pereduksi ditiol yang masih belum teridentifikasi. Reduksi
selanjutnya bentuk kuinon menjadi hidrokuinon oleh NADH melengkapi siklus vitamin
K untuk menghasilkan kembali bentuk aktif vitamin tersebut. Defisiensi atau
kekurangan vitamin K dapat menyebabkan terjadinya penyakit hemoragik pada bayi
baru lahir. Hal ini disebabkan karena plasenta tidak meneruskan vitamin K
secara efisien. Vitamin K tersebar luas dalam jaringan tanaman dan hewan yang
digunakan sebagai bahan makanan dan produksi vitamin K oleh mikroflora intestinal
pada hakekatnya menjamin tidak terjadinya defisiensi vitamin K.
2. Vitamin
yang larut di dalam air
Vitamin
yang larut di dalam air kelompok dari vitamin B kompleks merupakan kofaktor
dalam berbagai reaksi enzimatik yang terdapat di dalam tubuh kita. Vitamin B
yang penting bagi nutrisi manusia.
1. Vitamin
B
Secara umum, golongan vitamin B
berperan penting dalam metabolisme di dalam tubuh, terutama dalam hal pelepasan
energi saat beraktivitas. Hal ini terkait dengan peranannya di
dalam tubuh, yaitu sebagai senyawa koenzim yang dapat meningkatkan laju reaksi metabolisme tubuh terhadap berbagai jenis sumber energi. Karena
kelarutannya dalam air , kelebihan vitamin ini akan diekskresikan ke dalam urin
dan dengan demikian jarang tertimbun dalam konsentrasi yang toksik. Penyimpanan
vitamin B kompleks bersifat terbatas (kecuali kobalamin) sebagai akibatnya
vitamin B kompleks harus dikomsumsi secara teratur.
a. Vitamin B1 (Tiamin)
Vitamin B1 dikenal juga dengan nama tiamin, merupakan salah satu jenis vitamin
yang memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan membantu
mengkonversi karbohidrat menjadi energi yang diperlukan
tubuh untuk rutinitas sehari-hari. Di samping itu, vitamin B1 juga membantu proses metabolisme
protein dan lemak. Tiamin tersusun dari pirimidin
tersubsitusi yang dihubungkan oleh jembatan metilen dengan tiazol tersubsitusi.
Bentuk aktif dari tiamin adalah tiamin
difosfat, di mana reaksi konversi tiamin menjadi tiamin difosfat
tergantung oleh enzim tiamin difosfotransferase dan ATP yang terdapat di dalam otak
dan hati.Tiamin difosfat berfungsi sebagai koenzim dalam sejumlah reaksi
enzimatik dengan mengalihkan unit aldehid yang telah diaktifkan yaitu pada
reaksi :
1. Dekarboksilasi
oksidatif asam-asam á -keto ( misalnya á- ketoglutarat, piruvat, dan analog á -
keto dari leusin isoleusin serta valin).
2. Reaksi
transketolase (misalnya dalam lintasan pentosa fosfat). Semua reaksi ini
dihambat pada defisiensi tiamin. Dalam setiap keadaan tiamin difosfat menghasilkan
karbon reaktif pada tiazol yang membentuk karbanion, yang kemudian ditambahkan dengan
bebas kepada gugus karbonil, misalnya piruvat. Senyawa adisi kemudian mengalami
dekarboksilasi dengan membebaskan CO2.
Reaksi ini terjadi dalam suatu kompleks multienzim yang dikenal sebagai
kompleks piruvat dehidrogenase. Dekarboksilasi oksidatif á - ketoglutarat
menjadi suksinil ko-A dan CO2 dikatalisis oleh suatu kompleks enzim
yang strukturnya sangat serupa dengan struktur kompleks piruvat dehidrogenase.
Di dalam tubuh, vitamin B2 berperan sebagai salah satu
kompenen koenzim flavin
mononukleotida
(flavin
mononucleotide,
FMN) dan flavin adenine dinukleotida (adenine
dinucleotide,
FAD). Kedua enzim ini berperan penting dalam regenerasi energi bagi tubuh
melalui proses respirasi. Riboflavin
terdiri atas sebuah cincin isoaloksazin heterosiklik yang terikat dengan gula
alcohol, ribitol. Jenis vitamin ini berupa pigmen fluoresen berwarna yang
relatif stabil terhadap panas tetapi terurai dengan cahaya yang visible.
Bentuk aktif riboflavin adalah flavin mononukleatida ( FMN ) dan flavin adenine
dinukleotida ( FAD ). FMN dibentuk oleh reaksi fosforilasi riboflavin yang tergantung
pada ATP sedangkan FAD disintesis oleh reaksi selanjutnya dengan ATP dimana
bagian AMP dalam ATP dialihkan kepada FMN. FMN dan FAD berfungsi sebagai gugus
prostetik enzim oksidoreduktase, di mana gugus prostetiknya terikat erat tetapi
nonkovalen dengan apoproteinnya. Enzim-enzim ini dikenal sebagai flavoprotein.
Banyak enzim flavoprotein mengandung satu atau lebih unsur metal seperti
molibneum serta besi sebagai kofaktor esensial dan dikenal sebagai
metaloflavoprotein. Enzim-enzim flavoprotein tersebar luas dan diwakili oleh
beberapa enzim oksidoreduktase yang penting dalam metabolisma mamalia, misalnya
oksidase asam á amino dalam reaksi deaminasi asam amino, santin oksidase dalam
penguraian purin, aldehid dehidrogenase, gliserol 3 fosfat dehidrogenase
mitokondria dalam proses pengangkutan sejumlah ekuivalen pereduksi dari sitosol
ke dalam mitokondria,suksinat dehidrogenase dalam siklus asam sitrat, Asil ko-A
dehidrogenase, serta flavoprotein pengalih electron dalam oksidsi asam lemak
dan dihidrolipoil dehidrogenase dalam reaksi dekarboksilasi oksidatif piruvat
serta áketoglutarat, NADH dehidrogenase merupakan komponen utama rantai respiratorikdalam
mitokondria. Semua system enzim ini akan terganggu pada defisiensi riboflavin.
Dalam peranannya sebagai koenzim, flavoprotein mengalami reduksi reversible
cincin isoaloksazin hingga menghasilkan bentuk FMNH2 dan FADH2.
c. Vitamin
B3 (Niasin)
Vitamin B3 juga dikenal dengan istilah niasin. Vitamin ini berperan penting dalam
metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan energi,
metabolisme lemak, dan protein. Di dalam tubuh, vitamin B3 memiliki peranan
besar dalam menjaga kadar gula darah, tekanan darah tinggi, penyembuhan migrain, dan vertigo. Berbagai jenis senyawa racun dapat dinetralisir dengan
bantuan vitamin ini. Niasin merupakan nama generik untuk asam
nikotinat dan nikotinamida yang berfungsi sebagai sumber vitamin tersebut dalam
makanan. Asam nikotinat merupakan derivat asam monokarboksilat dari piridin.
Bentuk aktif sari niasin adalah Nikotinamida Adenin Dinukleotida (NAD+) dan
Nikotinamida Adenin Dinukleotida Fosfat ( NADP+). Nikotinat merupakan bentuk
niasin yang diperlukan untuk sintesis NAD+ dan NADP+ oleh enzim-enzim
yangterdapat pada sitosol sebagian besar sel. Karena itu,s etiap nikotinamida
dalam makanan, mula-mula mengalami deamidasi menjadi nikotinat. Dalam sitosol
nikotinat diubah menjadi desamido NAD+ melalui reaksi yang mula-mula dengan 5-
fosforibosil –1-pirofosfat ( PRPP ) dan kemudian melalui adenilasi dengan
ATP.Gugus amido pada glutamin akan turut membentuk koenzim NAD +. Koenzim ini
bisa mengalami fosforilasi lebih lanjut sehingga terbentuk NADP+.
d. Vitamin
B5
Vitamin B5 (asam pantotenat) banyak terlibat dalam reaksi enzimatik di dalam tubuh. Hal
ini menyebabkan vitamin B5 berperan besar dalam berbagai jenis metabolisme,
seperti dalam reaksi pemecahan nutrisi makanan, terutama lemak. Asam
pantotenat dibentuk melalui penggabungan asam pantoat dengan alanin.Asam pantoneat
aktif adalah Koenzim A (ko A ) dan Protein Pembawa Asil (ACP). Asam pantoneat
dapat diabsorbsi dengan mudah dalam intestinum dan selanjutnya mengalami
fosforilasi oleh ATP hingga terbentuk 4'- fosfopantoneat. penambahan sistein
dan pengeluaran gugus karboksilnya mengakibatkan penambahan netto tiotanolamina
sehingga menghasilkan 4' – fosfopantein, yakni gugus prostetik pada ko A dan
ACP . Ko A mengandung nukleotida adenin . Dengan demikian 4' –fosfopantein akan
mengalami adenilasi oleh ATP hingga terbentuk defosfo koA . Fosforilasi akhir
terjadi pada ATP dengan menambahkan gugus fosfat pada gugus 3 –hidroksil dalam
moitas ribose untuk menghasilkan ko A.
e. Vitamin
B6
Vitamin B6, atau dikenal juga dengan istilah piridoksin, merupakan vitamin yang esensial bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin
B6 terdiri atas derivat piridin yang berhubungan erat yaitu
piridoksin, piridoksal serta piridoksamin dan derivat fosfatnya yang
bersesuaian. Bentuk aktif dari vitamin B6 adalah piridoksal fosfat, di mana
semua bentuk vitamin B6 diabsorbsi dari dalam intestinum , tetapi
hidrolisis tertentu senyawa-senyawa ester fosfat terjadi selama proses
pencernaan. Piridksal fosfat merupakan bentuk utama yang diangkut dalam plasma
. Sebagian besar jaringan mengandung piridoksal kinase yang dapat mengkatalisis
reaksi fosforilasi oleh ATP terhadap bentuk vitamin yang belum terfosforilasi
menjadi masing- masing derivat ester fosfatnya. Piridoksal fosfat merupakan
koenzim pada beberapa enzim dalam metabolisme asam aimno pada proses transaminasi,
dekarboksilasi atau aktivitas aldolase. Piridoksal fosfat juga terlibat dalam
proses glikogenolisis yaitu pada enzim yang memperantarai proses pemecahan
glikogen.
f. Vitamin
B12
Kekurangan
atau defisiensi vitamin B12 menyebabkan anemia megaloblastik. Karena
defisiensi vitamin B12 akan mengganggu reaksi metionin sintase.
Anemia terjadi akibat terganggunya sintesis DNA yang mempengaruhi pembentukan nukleus
pada ertrosit yang baru. Keadaan ini disebabkan oleh gangguan sintesis purin
dan pirimidin yang terjadi akibat defisiensi tetrahidrofolat. Homosistinuria
dan metilmalonat asiduria juga terjadi. Kelainan neurologik yang berhubungan
dengan defisiensi vitamin B12 dapat terjadi sekunder akibat
defisiensi relatif metionin. Vitamin B12 atau sianokobalamin merupakan jenis vitamin yang hanya
khusus diproduksi oleh hewan dan tidak ditemukan pada tanaman. Oleh karena itu, vegetarian sering kali mengalami gangguan kesehatan tubuh akibat
kekurangan vitamin ini. Vitamin ini banyak berperan dalam metabolisme energi di dalam tubuh. Vitamin B12
juga termasuk dalam salah satu jenis vitamin yang berperan dalam pemeliharaan
kesehatan sel saraf, pembentukkan molekul DNA dan RNA, pembentukkan platelet
darah. Vitamin
B12 (kobalamin) mempunyai struktur cincin yang kompleks (cincin
corrin) dan serupa dengan cincin porfirin, yang pada cincin ini ditambahkan ion
kobalt di bagian tengahnya. Vitamin B12 disintesis secara eksklusif
oleh mikroorganisme. Absorbsi intestinal vitamin B12 terjadi dengan
perantaraan tempat-tempat reseptor dalam ileum yang memerlukan pengikatan
vitamin B12, suatu glikoprotein yang sangat spesifik yaitu faktor intrinsik
yang disekresi sel-sel parietal pada mukosa lambung.. Setelah diserap vitamin B12
terikat dengan protein plasma, transkobalamin II untuk pengangkutan ke
dalam jaringan. Vitamin B12 disimpan dalam hati terikat dengan
transkobalamin I. Koenzim vitamin B12 yang aktif adalah
metilkobalamin dan deoksiadenosilkobalamin. Metilkobalamin merupakan koenzim
dalam konversi Homosistein menjadi metionin dan juga konversi Metiltetrahidrofolat
menjadi tetrafidrofolat. Deoksiadenosilkobalamin adalah koenzim untuk konversi
metilmalonil ko A menjadi suksinil ko A.
Banyak memberikan manfaat bagi
kesehatan tubuh kita. Di dalam tubuh, vitamin C juga berperan sebagai senyawa
pembentuk kolagen yang merupakan protein penting penyusun jaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan
penyokong lainnya.
Vitamin C merupakan senyawa antioksidan alami yang dapat menangkal berbagai radikal bebas dari polusi di sekitar lingkungan kita. Asam askorbat dioksidasi menjadi
asam dehidroaskorbat ,yang dengan sendirinya dapat bertindak sebagai sumber
vitamin tersebut. Asam askorbat merupakan zat pereduksi dengan potensial
hydrogen sebesar +0,008 V, sehingga membuatnya mampu untuk mereduksi
senyawa-senyawa seperti oksigen molekuler, nitrat, dan sitokrom a serta c.
Mekanisme kerja asam askorbat dalam banyak aktivitasnya masih belum jelas,
tetapi proses di bawah ini membutuhkan asam askorbat :
a. Hidroksilasi
prolin dalam sintesis kolagen.
b. Proses
penguraian tirosin, oksodasi Phidroksi –fenilpiruvat menjadi homogentisat memerlukan
vitamin C yang bisa mempertahankan keadaan tereduksi pada ion tembaga yang
diperlukan untuk memberikan aktivitas maksimal.
c. Sintesis
epinefrin dari tirosin pada tahap dopamine-hidroksilase.
d. Pembentukan
asam empedu pada tahap awal.
e. alfa
– hidroksilase.
f. Korteks
adrenal mengandung sejumlah besar vitamin C yang dengan cepat akan terpakai
habis kalau kelenjer tersebut dirangsang oleh hormon adrenokortikotropik.
g. Penyerapan
besi digalakkan secara bermakna oleh adanya vitamin C.
h. Asam
askorbat dapat bertindak sebagai antioksidan umum yang larut dalam air dan
dapat menghambat pembentukan nitrosamine dalam proses pencernaan.
3. Asam
Folat
Nama generiknya adalah folasin . Asam
folat ini terdiri dari basa pteridin yang terikat dengan satu molekul
masing-masing asam P- aminobenzoat acid (PABA ) dan asam glutamat.
Tetrahidrofolat merupakan bentuk asam folat yang aktif. Makanan yang mengandung
asam folat akan dipecah oleh enzim-enzim usus spesifik menjadi monoglutamil folat
agar bisa diabsorbsi. Kemudian oleh adanya enzim folat reduktase sebagian besar
derivat folat akan direduksi menjadi tetrahidrofolat dalam sel intestinal yang
menggunakan NADPH sebagai donor ekuivalen pereduksi. Tetrahidrofolat ini
merupakan pembawa unitunit satu karbon yang aktif dalam berbagai reaksi oksidasi
yaitu metil, metilen, metenil, formil dan formimino.Semuanya bisa
dikonversikan. Serin merupakan sumber utama unit satu karbon dalam bentuk gugus
metilen yang secara reversible beralih kepada tetrahidrofolat hingga terbentuk
glisin dan N5, N10 – metilen – H4 folat yang mempunyai peranan sentral dalam
metabolisme unit satu karbon. Senyawa di atas dapat direduksi menjadi N5 –
metil – H4 folat yang memiliki peranan penting dalam metilasi homosistein
menjadi metionin dengan melibatkan metilkobalamin sebagai kofaktor. Defisiensi
atau kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik karena terganggunya
sintesis DNA dan pembentukan eritrosit.
C. MANFAAT VITAMIN
Setiap
jenis vitamin memiliki manfaat vitamin yang spesifik. Manafaat vitamin antara
satu dengan yang lain tidaklah sama. Ada vitamin yang berperan sebagai koenzim
dan ada pula yang berperan sebagai biokatalisator. Beberapa jenis dan manfaat
vitamin antara lain adalah sebagai berikut:
1. Vitamin
A.
Manfaat
vitamin A antara lain adalah :
a. Penglihatan
Vitamin A berfungsi dalam penglihatan normal pada cahaya remang. Di dalam mata,
retinol (bentuk vitamin A yang terdapat di dalam darah) dioksidasi menjadi
retinal. Retinal kemudian mengikat protein opsin dan membentuk rodopsin (suatu
pigmen penglihatan). Rodopsin terdapat pada sel khusus di dalam retina mata
yang dinamakan rod. Mata membutuhkan waktu untuk beradaptasi dan dapat melihat
dari ruangan dengan cahaya terang ke ruangan dengan cahaya remang-remang.
Kecepatan mata untuk beradaptasi, berhubungan langsung dengan vitamin A yang
tersedia di dalam darah untuk membentuk rodopsin. Tanda pertama kekurangan
vitamin A adalah rabun senja. Suplementasi vitamin A dapat memperbaiki gangguan
penglihatan tersebut.
b. Pembentukan
mukus Mukus melindungi sel-sel epitel dari mikroorganisme dan partikel lain
yang berbahaya. Di bagian atas saluran pernapasan, sel-sel epitel secara
terus-menerus menyapu mukus keluar, sehingga benda-benda asing yang mungkin
masuk akan terbawa keluar. Bila terjadi infeksi, sel-sel goblet akan
mengeluarkan lebih banyak mukus yang akan mempercepat pengeluaran mikroorganisme
tersebut. Kekurangan vitamin A menurunkan kemampuan sel-sel kelenjar
memproduksi mukus dan akan digantikan oleh sel-sel epitel yang bersisik dan
kering. Hal tersebut menyebabkan kulit menjadi kering dan kasar serta luka
sukar sembuh. Membran mukosa yang tidak dapat mengeluarkan cairan mukus dengan
sempurna akan mudah terserang bakteri (infeksi).
c. Fungsi
kekebalan Vitamin A berpengaruh terhadap fungsi kekebalan tubuh manusia dan
hewan. Sistem kekebalan membantu mencegah atau melawan infeksi dengan cara membuat
sel darah putih yang dapat menghancurkan berbagai bakteri dan virus berbahaya.
Retinol berpengaruh terhadap pertumbuhan dan diferensiasi limfosit B, yaitu
leukosit yang berperan dalam proses kekebalan humoral. Dalam kaitan vitamin A
dan fungsi kekebalan ditemukan bahwa: (1) ada hubungan antara status vitamin A
dan risiko terhadap penyakit infeksi pernapasan, (2) Ada hubungan antara
kekurangan vitamin A dan penyakit campak.
d. Pertumbuhan
dan perkembangan Vitamin A berpengaruh terhadap sintesis protein, sehingga
berperan terhadap pertumbuhan sel. Vitamin A dibutuhkan untuk perkembangan
tulang dan sel epitel yang membentuk email gigi. Pada orang yang kekurangan
vitamin A, pertumbuhan tulang terhambat dan bentuk tulang tidak normal. Pada
anak-anak yang kekurangan vitamin A, terjadi kegagalan pertumbuhan.
e. Reproduksi
Vitamin A dalam bentuk retinol dan retinal berperan pada proses reproduksi.
Pembentukan sperma, pembentukan sel telur, dan perkembangan janin di dalam
kandungan, semuanya membutuhkan vitamin A dalam bentuk retinol. Rendahnya
status vitamin A saat hamil akan berdampak pada keguguran atau kesukaran dalam
melahirkan. Kebutuhan vitamin A saat hamil meningkat untuk memenuhi kebutuhan
janin dan persiapan menyusui.
f. Pencegahan
kanker Kemampuan retinoid dalam memengaruhi perkembangan sel epitel dan
meningkatkan aktivitas sistem kekebalan, berpengaruh terhadap pencegahan kanker
kulit, tenggorokan, paru-paru, payudara, dan kantong kemih. Betakaroten bersama
dengan vitamin E dan C telah berperan aktif sebagai antioksidan untuk mencegah
berbagai kanker. Kebanyakan, Haid Terhenti Terlalu banyak mengonsumsi vitamin A
dapat menyebabkan hipervitaminosis, keadaan keracunan akibat kelebihan vitamin
A, yaitu antara 75.000-500.000 SI atau 40.000-55.000 RE setiap hari untuk
jangka waktu beberapa bulan. Sebaliknya, gejala kelebihan vitamin A pada orang
dewasa adalah: sakit kepala, pusing, rambut rontok, kulit kering, tidak selera
makan, dan sakit pada tulang.
g. Membangun
sel-sel kulit, melindungi mata, menjaga tubuh dari infeksi, sekaligus untuk
pertahanan dan perbaikan sel-sel tubuh, maupun untuk pertumbuhan gigi dan
tulang.
h. Mencegah
dan menghindarkan kita dari gangguan mata.
i.
Mencegah
penyakit kulit.
j.
Sebagai
Antioksidan dan pelindung dari penyakit kanker.
k. Menambah
sistem kekebalan.
2. Vitamin
B kompleks.
Berdasarkan penelitian,
Vitamin B kompleks sangat bermanfaat dalam membantu mengatasi gejala kelelahan
dan kegelisahan (stres). Kelelahan dapat menjadi gejala dari banyak penyakit
dan vitamin B kompleks dapat membantu meringankan kelelahan/kecapaian. Kecukupan vitamin B-kompleks
membantu mencegah kelambatan pertumbuhan, anemia, gangguan penglihatan,
kerusakan syaraf serta gangguan jantung. Menariknya
beberapa kondisi, seperti radang kulit, rambut rontok, kuku kusam atau mudah
patah juga dapat diatasi dengan penambahan asupan vitamin B kompleks. Dalam
kenyataannya, pada beberapa produk perawatan kulit (cream) dan perawatan rambut
ditambahkan vitamin B kompleks untuk mengatasi masalah tersebut. Kondisi rambut seseorang
juga akan sangat subur dengan asupan vitamin B kompleks.
Manfaat vitamin B kompleks antara lain adalah untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh dan
meningkatkan fungsi sel darah putih, merawat dan menjaga kesehatan kulit, mata,
otot, rambut, liver, saraf, hingga otak. Sebagai pembentuk sel darah merah
serta Asam folat sering digunakan pada penderita kanker. Beberapa jenis vitamin yang tergolong
dalam kelompok vitamin B ini juga berperan dalam pembentukan sel darah merah (eritrosit).
a. Manfaat
Vitamin B1
Manfaat
vitamin B1 adalah mendorong nafsu makan, berperan dalam system saraf dan otot,
selain menjaga tingkat kesehatan, dan memproduksi energi.
b.
Manfaat Vitamin B2 :
Manfaat
daripada vitamin B2 adalah memperbaiki kulit, mata, dan membantu produksi
energi.
c.
Manfaat Vitamin B3
Manfaat
vitamin B3 adalah menetralisir zat racun dan berperan
dalam sintesa lemak, meningkatan nafsu makan, membantu sistem pencernaan,
memperbaiki kulit dan saraf.
d.
Manfaat Vitamin B6
Manfaat
vitamin B6 adalah membantu metabolisme protein, membantu pembentukan antibodi
dan saraf, dan mengatur penggunaan
protein, lemak, karbohidrat, disamping berperan dalam regenerasi/pembaruan sel
darah merah.
e.
Manfaat Vitamin B12
Manfaat
vitamin B12 adalah membantu pembentukan sel darah merah, mengatur sistem saraf,
berperan dalam sintesa DNA yang mengontrol pembentukan sel-sel baru, mencegah
kerusakan sistem saraf, meningkatkan nafsu makan, mencegah anemia, menjaga
kesehatan jantung dan kekebalan tubuh, berperan dalam metabolisme protein, dan
memicu produksi hormon untuk kesehatan kulit dan rambut.
f.
Manfaat Asam Folat
Vitamin ini
sangat penting pada period pembelahan dan pertumbuhan sel. Anak-anak dan orang
dewasa memerlukan Asam Folat untuk memproduksi sel darah merah dan mencegah
anemia. Asam folat sangat penting bagi wanita hamil
3.
Vitamin C
Manfaat
vitamin C adalah untu membantu pembentukan tulang, otot dan kulit, berperan
dalam proses penyerapan zat besi, berperan dalam penyembuhan luka, menghambat
infeksi karena kemampuannya melindungi tubuh dari radikal bebas, mengurangi
risiko penyakit jantung dan kanker, mempertahankan fungsi daya tahan tubuh
secara keseluruhan, mempengaruhi fungsi otak dan mempertajam kesadaran, sebagai
Antioksidan alami yang sangat baik, membantu meningkatkan kekebalan tubuh, menjaga
dan Membantu pertumbuhan serta memperbaiki jaringan yang rusak, dan membantu
menyerap zat besi ke dalam tubuh.
4.
Vitamin D
Manfaat
vitamin D adalah sebagai pelindung otot, membantu
penyerapan kalsium dan fosfor, membantu perkembangan dan pertumbuhan gusi
maupun gigi, mengatur kadar kalsium dalam
darah, mengatur produksi hormon. Vitamin D ini dapat membantu
metabolisme kalsium dan mineralisasi tulang Sel kulit akan segera memproduksi
vitamin D saat terkena cahaya matahari (sinar ultraviolet).
5. Vitamin
E
Manfaat
vitamin E adalah menyehatkan kulit, menguatkan
sel darah merah, melindungi tubuh dari radikal bebas,
sebagai Antioksidan untuk mengurangi risiko penyakit jantung dan kanker,
memelihara
struktur dan fungsi sistem saraf, membantu
pengeringan luka, membantu perkembangan otak, membantu menjaga
maupun meningkatkan fertilitas/kesuburan, mencegah radikal bebas yang menyerang
sel tubuh, dan membantu mempercepat proses pembekuan darah saat terjadi luka.
6. Vitamin
K.
Manfaat
vitamin K adalah mempercepat proses pembekuan darah saat terjadi luka dan dapat
memperbaiki susunan pertumbuhan tulang.
D.
DAMPAK
KEKURANGAN ATAU KELEBIHAN VITAMIN
Menurut
berbagai hasil penelitian ilmiah, aneka vitamin dan mineral ini memberi efek
nyata dalam melindungi sel-sel tubuh, terutama sel-sel otak dari berbagai
penyebab kerusakan yang akan menurunkan fungsi-fungsinya. Berdasarkan hal itu,
ahli gizi Dr. Moesijanti Yudiarti
Endang Soekatri, B.Sc., MCN mengingatkan agar orang tua memperkenalkan
makanan dengan menu seimbang kepada anak sejak dini. Kalau sampai tubuh
kekurangan zat-zat penting, metabolisme akan terhambat yang selanjutnya dapat
mengakibatkan persoalan kesehatan.Akan tetapi, tentu saja perlu diperhatikan
agar asupan unsur-unsur tersebut tidak berlebihan. Vitamin adalah sekelompok senyawa organik
berbobot molekul keci lyang memiliki fungsi vital dalam metabolisme organisme.
Dipandang dari sisienzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor
dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Mungkin belum banyak
yang tahu, dampak buruk dari kelebihan vitamin dan mineral sama dengan dampak
kekurangan vitamin atau mineral. Berikut zat-zat gizi yang penting diperhatikan
dampak kelebihan dan kekurangannya:
a. Vitamin
A
Kekurangan
Vitamin A akan menimbulkan kerentanan terhadap penyakit-penyakit infeksi,
gangguan penglihatan seperti buta senja, xeroftalmia atau kekeringan pada
selaput dan kornea mata, serta pecahnya biji mata maupun kekeringan pada kulit
tubuh. Kekurangan
atau defisiensi vitamin A disebabkan oleh malfungsi berbagai mekanisme seluler
yang di dalamnya turut berperan senyawasenyawa retinoid. Defisiensi vitamin A
terjadi gangguan kemampuan penglihatan pada senja hari (buta senja). Ini
terjadi karena ketika simpanan vitamin A dalam hati hampir habis. Deplesi selanjutnya
menimbulkan keratinisasi jaringan epitel mata, paru-paru, traktus
gastrointestinal dan genitourinarius, yang ditambah lagi dengan pengurangan
sekresi mucus. Kerusakan jaringan mata, yaitu seroftalmia akan menimbulkan
kebutaan. Defisiensi vitamin A terjadi terutama dengan dasar diet yang jelek
dengan kekurangan komsumsi sayuran, buah yang menjadi sumber provitami A. Ketidakcukupan
konsumsi vitamin A menyebabkan simpanan dalam tubuh menipis, sehingga kadarnya
di dalam darah menurun dan tidak mencukupi kebutuhan retina mata untuk pembentukan
rodopsin (pigmen penglihatan). Perubahan pada mata Kornea mata dapat
terpengaruh oleh kekurangan vitamin A. Tanda-tandanya antara lain kelenjar air mata
tidak mampu mengeluarkan air mata, sehingga terjadi pengeringan pada selaput
yang menutupi kornea. Tanda-tanda ini diikuti dengan pemburaman serta pelepasan
sel-sel epitel kornea, yang berakibat pada pelunakan dan pecahnya kornea. Mata
juga dapat terkena infeksi. Gejala paling ringan disebut xerosis konjungtiva. Defisiensi
lebih lanjut menyebabkan xerosis kornea, yaitu kornea menjadi kering dan
kehilangan kejernihannya. Tahap akhir dari gejala mata yang terinfeksi adalah
keratomalasia (kornea melunak dan dapat pecah), sehingga menyebabkan kebutaa total.
Infeksi Defisiensi vitamin A dapat menyebabkan fungsi kekebalan tubuh menurun,
sehingga mudah terserang infeksi. Kekurangan vitamin A menyebabkan lapisan sel
yang menutupi paru-paru tidak mengeluarkan lendir, sehingga mudah dimasuki
mikroorganisme, bakteri, dan virus yang dapat menyebabkan infeksi. Jika hal ini
terjadi pada permukaan dinding usus halus, akan menyebabkan diare. Defisiensi
vitamin A juga dapat menyebabkan perubahan pada permukaan saluran kemih dan
kelamin, sehingga menimbulkan infeksi pada ginjal, kantong kemih, dan vagina.
Defisiensi vitamin A pada anak-anak menyebabkan komplikasi pada campak yang
berakhir dengan kematian. Karena itu, vitamin A disebut vitamin anti infeksi. Perubahan
pada kulit Defisiensi vitamin A menyebabkan kulit kering dan kasar. Folikel
rambut juga menjadi kasar dan mengeras. Karena itu, asam retinoat sering
diusapkan ke kulit untuk menghilangkan kerutan pada kulit, jerawat, dan
kelainan kulit lainnya. Gangguan pertumbuhan Defisiensi vitamin A dapat
menghambat pertumbuhan sel. Defisiensi vitamin A dapat menghambat fungsi
sel-sel yang membentuk email gigi, mengakibatkan gigi mudah rusak. Penyakit
yang ditimbulkan akibat Kelebihan
vitamin A dari sumber hewani atau suplemen misalnya, dapat bersifat racun dan
berbahaya terutama selama kehamilan. Kelebihan betakaroten (vitamin A)
sebetulnya tidak akan meracuni, tetapi hanya membuat kulit misalnya berwarna
kekuningan (jingga). Keadaan ini bisa segera diredakan dengan mengurangi
konsumsi R betakaroten. Kelebihan vitamin A pada wanita dapat
menyebabkan terhentinya menstruasi. Kelebihan vitamin A pada bayi dapat menyebabkan
pembesaran kepala atau hidrosefalus. Kelebihan asupan vitamin A dapat
menyebabkan keracunan
pada tubuh. Penyakit yang dapat ditimbulkan antara lain pusing-pusing,
kerontokan rambut, kulit kering bersisik, dan pingsan. Selain itu, bila sudah
dalam kondisi akut, kelebihan vitamin A di dalam tubuh juga dapat menyebabkan
kerabunan, terhambatnya pertumbuhan tubuh, pembengkakan hati, dan iritasi
kulit.
b. Vitamin
B
1. Vitamin
B1
Pada
manusia yang mengalami defisiensi tiamin mengakibatkan reaksi yang tergantung
pada tiamin difosfat akan dicegah atau sangat dibatasi, sehingga menimbulkan
penumpukan substrat untuk reaksi tersebut,misalnya piruvat ,gula pento dan derivat
á- ketoglutarat dari asam amino rantai bercabang leusin, isoleusin serta valin
.Tiamin didapati hampir pada semua tanaman dan jaringan tubuh hewan yang lazim
digunakan sebagai makanan, tetapi kandungannya biasanya kecil. Biji-bijian yang
tidak digiling sempurna dan daging merupakan sumber tiamin yang baik. Penyakit
beri-beri disebabkan oleh diet kaya karbohidrat rendah tiamin,misalnya beras
giling atau makanan yang sangat dimurnikan seperti gula pasir dan tepung terigu
berwarna putih yang digunakan sebagai sumber makanan pokok. Gejala dini
defisiensi tiamin berupa neuropati perifer, keluhan mudah capai, dan anoreksia yang
menimbulkan edema dan degenerasi kardiovaskuler, neurologis serta muskuler. Encefalopati
Wernicke merupakan suatu keadaan yang berhubungan dengan defisiensi tiamin yang
sering ditemukan diantara para peminum alkohol kronis yang mengkomsumsi hanya
sedikit makanan lainnya. Ikan mentah tertentu mengandung suatu enzim (tiaminase
) yang labil terhadap panas,enzim ini merusak tiamin tetapi tidak dianggap
sebagai masalah yang penting dalam nutrisi manusia.Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B1
adalah kulit kering/kusik/busik, kulit bersisik, daya tahan tubuh berkurang. Kelebihan
B1 jarang terjadi dan kalaupun kelebihan, vitamin ini akan dibuang
keluar keluar tubuh bersama urin. Namun, jika terjadi kesalahan prosedur hingga
tidak bisa di buang, kemungkinn akan terjadi gagal ginjal.
2. Vitamin
B2
Bila
ditinjau dari fungsi metaboliknya yang luas, kita heran melihat defisiensi
riboflavin tidak menimbulkan keadaan yang bisa membawa kematian. Namun demikian
kalau terjadi defisiensi tiamin, berbagai gejala seperti stomatitis angularis,
keilosis, glositis, sebore dan fotofobia. Riboflavin disintesis dalam tanaman
dan mikroorganisme, namun tidak dibuat dalam tubuh mamalia. Ragi, hati dan
ginjal merupakan sumber riboflavin yang baik dan vitamin ini diabsorbsi dalam
intestinum lewat rangkaian reaksifosforilasi – defosforilasi di dalam mukosa .
Berbagai hormon ( misalnya hormon tiroid dan ACTH ), obat-obatan (misalnya
klorpromazin,suatu inhihibitor kompetitif) dan faktor-faktor nutrisi
mempengaruhi konversi riboflavin menjadi bentuk-bentuk kofaktornya. Karena
sensitivitasnya terhadap cahaya, defisiensi riboflavin dapat terjadi pada bayi
yang baru lahir dengan hiperbilirubinemia yang mendapat fototerapi. penyakit yang ditimbulkan jika kekurangan vitamin
ini akan mengakibatkan kurang darah, cepat lelah, lesu,lemas, dan sebagainya. Kelebihan vitamin B2 jarang terjadi sama
seperti vitamin B lainnya.
3.
Vitamin B3
Kekurangan
niasin menimbulkan sindroma defisiensi pellagra, gejalanya mencakup penurunan BB,
berbagai kelainan pencernaan, dermatitis, depresi dan demensia. Terjadinya
defisiensi niasin apabila kandungan
makanan kurang mengandung niasin dan triptofan. Tetapi makanan dengan kandungan
leusin yang tinggi dapat menimbulkan defisiensi niasin karena kadar leusin yang
tinggi dalam diet dapat menghambat kuinolinat fosforibosi transferase yaitu
suatu enzim kunci dalam proses konversi triptofa menjadi NAD+. Piridoksal
fosfat yang merupakan bentuk aktif dari vitamin B6 juga terlibat
sebagai kofaktor dalam sintesis NAD+ dari triptofan. Sehingga defisiensi
vitamin B6 dapat mendorong timbulnya defisiensi niasin. Kelebihan vitamin B3 jarang terjadi sama
seperti vitamin B lainnya.
4. Vitamin
B6
Kekurangan
vitamin B6 jarang terjadi dan
setiap defisiensi yang terjadi merupakan bagian dari defisiensi menyeluruh
vitamin B kompleks. Namun defisiensi vitamin B6 dapat terjadi selama
masa laktasi, pada alkoholik dan juga selama terapi isoniazid. Apabila
kelebihan vitmin B6 ini jarang terjadi, dalam jangka panjang akan
menimbulkan kerusakan saraf.
5. Vitamin
B12
Defisiensi
vitamin ini biasanya disebabkan oleh kerusakan system absorbs di usus. Beberapa
gejala difiensi atau kekurangan Vitamin B12 adaah anemia pernisiosa, yang disebabkan oleh
ketidakmampuan tubuh mengabsorbsi B12, pucat dan menjadi kurus, anoreksia
(kehilangan nafsu makan), gangguan neurologis, dan depresi mental. Kelebihan
vitamin B12 jarang terjadi sama seperti vitamin B lainnya.
6. Asam
Folat
Defisiensi atau kekurangan asam folat dapat
menyebabkan anemia megaloblastik karena terganggunya sintesis DNA dan
pembentukan eritrosit.
c.
Vitamin C
Defisiensi vitamin C
ini akan memberikan gejala skorbut (pendarahan gusi), mudah terjadi luka dan
infeksi tubuh, dan kalau sudah terjadi sukar disembuhkan, hambatan pertumbuhan
pada bayi dan anak-anak, pembentukan tulang yang tidak normal pada bayi dan
anak-anak, kulit mudah mengelupas, dan sariawan, dll. Apabila kelebihan vitamin
C akan mengakibatkan diare, pusing, sakit kepala, dan lelah. Dampaknya hamper
sama dengan kekurangan vitamin C.
d.
Vitamin D
Defisiensi
atau kekurangan vitamin D menyebabkan penyakit rakhtis terdapat pada anak-anak
dan osteomalasia pada orang dewasa. Kelainan ini disebabkan oleh pelunakan
tulang yang terjadi akibat kekurangan kalsium dan fosfat. Akibat yang ditimbulkan jika kekurangan vitamin D
adalah gigi mudah rusak, otak kejang dan pertumbuhan tulang tidak baik.
Kelebihan Vitamin D ini jarang terjadi.
e. Vitamin
E
Penyakit yang
ditimbulkan jika kekurangan vitamin E adalah bisa menyebabkan mandul pada pria
dan wanita, kerusakan syaraf, terjadinya hemolisis sel-sel darah merah dan
anemia. dll. Apabila terjadi kelebihan vitamin E akan mengakibatkan
meningkatnya resiko pendarahan dalam tubuh.
f. Vitamin
K
Kekurangan
Vitamin K dapat terjadi oleh malabsorbsi lemak yang mungkin menyertai disfungsi
pancreas, penyakit biliaris, atrofi mukosa intestinal atau penyebab steatore
lainnya. Di samping itu, sterilisasi usus besar oleh antibiotik juga dapat mengakibatkan
defisiensi vitamin K. Akibat jika kekurangan
vitamin K adalah darah sulit membeku ketika luka atau pendarahan.
E.
SUMBER
VITAMIN
1. Vitamin
A
Sumber:
unsur hewani berupa ikan, telur, daging, hati sapi dan susu; serta unsur nabati
berupa sayuran seperti wortel, labu dan bayam. Pada sayuran
vitamin A terdapat sebagai provitamin dalam bentuk pigmen berwarna kuning ß
karoten, yang terdiri atas dua molekul retinal yang dihubungkan pada ujung
aldehid rantai karbonnya. Tetapi karena ß karoten tidak mengalami metabolism
yang efisien ,maka ß karoten mempunyai efektifitas sebagai sumber vitamin A
hanya sepersepuluh retinal.
2. Vitamin B
a. VITAMIN
B1 (Tiamin)
Sumber:
padi-padian, roti, sereal, daging dan produk olahannya, ginjal, hati, makanan
laut (kerang, kepiting, ikan dan lain-lain), unggas, telur, tempe dan susu.
b. VITAMIN B2 (Riboflavin)
Sumber: jamur, brokoli, kacang almon,susu, keju,
telur, serta yoghurt.
c. VITAMIN B3 (Niasin)
Sumber: Niasin
ditemukan secara luas dalam sebagian besar makanan hewani dan nabati. Asam
amino essensial triptofan dapat diubah menjadi niasin (NAD+) dimana setiap 60
mg triptofan dapat dihasilkan 1 mg niasin. sereal, beras, susu, sayur, kacang-kacangan, maupun produk olahan nabati
dan hewani.
d. VITAMIN B6 (Piridoksin)
Hati,
ikan mackel, alpukat, pisang, daging, sayuran dan telur merupakan sumber vitamin
B6 yang terbaik. Sumber
lain vitamin B6 adalah susu, padi-padian, kacang merah dan polong-polongan.
e. VITAMIN B12 (Kobalamin)
Vitamin B12 dapat kita temukan pada daging
beserta produk olahannya, ginjal, hati, kerang, ketam, kepiting, ikan (salmon
dan tuna), ragam makanan laut lainnya, unggas, telur, susu dan produk
olahannya, produk fermentasi kedelai (tauco dan tempe yang diolah secara
tradisional), susu kedelai yang diperkaya dengan vitamin dan mineral, sereal. Vitamin
B12 tidak terdapat dalam tanaman kecuali bila tanaman tersebut
terkontaminasi vitamin B12. Akan
tetapi tersimpan pada hati binatang. Vitamin
B12 ditemukan dalam bentuk metilkobalamin, adenosilkobalamin, dan
hidroksikobalamin.
f.
ASAM FOLAT
Makanan
sumber asam folat adalah hati, sayuran berwarna hijau tua terutama bayam,
asparagus, dan kacang-kacangan.
3.
VITAMIN C
Sumber: buah-buahan seperti jambu biji, jeruk, tomat,
arbei, stroberi; sayur-mayur seperti asparagus dan kol; susu, mentega, kentang,
ikan dan hati.
4.
VITAMIN D
Sumber: keju, telur, margarin, ikan, tahu, tempe,
susu, minyak ikan.
5.
VITAMIN E
Sumber: minyak sayur, alpukat, kacang-kacangan,
sayuran, margarin, tepung gandum, daging, susu dan produk olahan susu, ikan,
telur, salad, dan makanan segar lainnya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada makalah ini kita dapat menarik
kesimpulan Vitamin merupakan senyawa-senyawa organik tertentu yang diperlukan
dalam jumlah kecil dalam diet seseorang tetapi ensensial untuk reaksi
metabolisme dalam jumlah sel dan penting untuk melangsungkan pertumbuhan normal
serta memelihara kesehatan tubuh.
Vitamin dapat dikelompokkan menjadi dua
kelas yaitu vitamin yang larut di dalam air yang meliputi Vitamin B1
(Tiamin), Vitamin B2 (riboflavin), B6 (piridoksin), B12
dan Vitamin C. Sedangkan vitamin
yang larut di dalam lemak adalah A, D, E, dan K.
Vitamin-vitamin ini dapat diperoleh dari
makanan yang kaya akan protein, seperti telur, daging, dan susu. Sumber vitamin
nabati misalnya biji-bijian, sayuran hijau, kentang, kacang-kacangan
(leguminosa) seperti kedelai dan petai cina, serta dapat juga diperoleh dari
buah-buahan seperti jeruk, dan lain-lain.
B. SARAN
Diharapkan kepada teman-teman agar dapat lebih memahami
dan mengetahui kelebihan maupun kekurangan dari vitamin serta mengetahui
kegunaan dari pada pemakaiannya, hal ini dikarenakan untuk menghindari adanya
kesalahan dalam penggunaan vitamin dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Lehninger.1982.Dasar-Dasar Biokimia Jilid I.Penerbit Erlangga.Jakarta
Poedjiadi,
Anna.1994.Dasar-Dasar Biokimia.Penerbit
Universitas Indonesia. Jakarta
Di Susun Oleh :
1. Elin Nisa Handayani
2. Lily Helda Fatia
3. Sintasi Feni
4. Hiranalilia
5. Cuin
1. Elin Nisa Handayani
2. Lily Helda Fatia
3. Sintasi Feni
4. Hiranalilia
5. Cuin
0 komentar:
Posting Komentar